Pernahkah kau dilanda
rindu?
Sepertinya iya. Rasanya sedih
dan bahagia, apa kau merasa yang sama?
Sedih karena ingin
bertemu. Bahagia menanti saat berjumpa. Benar begitu kah?
Aku tahu bagaimana
merindukan ibu bapak tercinta. Sedihnya merindu adikku yang lucu. Rindu sahabat-sahabat
tersayang. Hingga rindu pada kekasih #uhuk
~kekasih masa depan,
entah bertemu di sini atau di surga nanti~
Kini aku merasakan rindu
yang berbeda, yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Aku rindu pada tuhanku. Begitu
rindunya aku kepadaNya. Aku tahu Dia begitu dekat denganku, lebih dekat dari
urat leherku, tapi aku ingin lebih dekat lagi. Ingin segera bertemu denganNya,
berharap Dia meridhoiku ke surgaNya dan merasakan kebahagiaan yang tiada tara
untuk melihatNya.
Seringkali aku menunggu
tanda-tanda kematian itu datang. Kapankah aku akan merasakannya? Tapi,
bagaimana dengan amalku?
Surga dan neraka itu hak
Allah. Bukan karena amalnya seorang hamba akan masuk surga, melainkan karena keridhoanNya.
Bagaimana untuk mendapatkan ridho Allah? Berdoalah, mengabdilah, jadilah
sebaik-baik hamba.
Jangan berhenti berdoa,
meminta ridhoNya di segala hal, memohon agar dijauhkan dari siksa kubur dan
siksa neraka.
Terus mengabdi dengan
jiwa, raga, harta, dan apapun yang ada. Mengabdi setulus hati, lillahi ta’ala.
Lakukan semua aktivitas karena Allah. Kenapa kerja? Ibadah, cari nafkah, untuk
Allah. Kenapa tidur? Istirahat, memulihkan tenaga untuk ibadah, untuk Allah. Kenapa
makan? Untuk kekuatan agar bisa beribadah lebih baik kepada Allah.
Dan jadilah hamba yang
bersungguh-sungguh menghamba kepada penciptanya. Mengikuti segala perintahNya
serta menjauhi segala laranganNya. Perintah bukan hanya dalam lima rukun Islam.
Bukan itu saja. Apa saja? Iqro’! Bacalah petunjuk hidup dalam al-Qur’an dan
hadits, belajar dari orang-orang berilmu, dan banyak bertanya agar tidak
tersesat dan sok tahu. Kalo larangan?? Sama. Baca. Membaca bukan hanya membaca
buku, tapi membaca kejadian-kejadian, kebesaran Tuhan, keadaan diri sendiri, dan
berpikir dengan apa yang ada di sekitar kita.
Lalu, bagaimana hasil
membaca diri? I’ll be the best of me to improve myself, only for You, Allah...
Zaman sekolah dasar dulu,
karena sering denger omongan orang, jadi punya keinginan untuk meninggal saat
shalat, di hari Jumat, atau saat melahirkan, hehehe...
Cita-citaku ingin mati
dengan cara yang baik, dengan khusnul khatimah, tanpa diratapi siapapun.
Kadang berharap akan
banyak orang yang menangisi kematianku. Emang siapa? Kontribusimu selama hidup
apa aja? Yah, mungkin hanya orang tua, saudara, dan kerabat dekat.
Kau, akankah kau menangis
mengetahui kepergianku? Atau, mungkinkah kau sadar saat aku tiada? Apakah kau
akan merindukanku?
Kalo aku tiba-tiba
hilang, siapa yang sadar? Siapa yang peduli? Siapa yang bakal nyari? Hmm??
Sudahlah, aku tak tahu
akan sebanyak apa orang yang rindu akan keberadaanku.
Yang pasti, aku rindu
untuk bersama dengan tuhanku. Tuhan yang jiwaku ada di tanganNya. Allah Yang
Maha Lembut. Yang paling penyayang diantara yang penyayang, Allah, Ya Rahim :’)